Kaos: media aktualisasi diri
Saat ini, penggunaan kaos sudah jauh berbeda dengan masa-masa sebelumnya. Kaos kini sudah mendapatkan statusnya sendiri, ia sudah menjadi bagian dari gaya hidup bahkan menjadi media aktualisasi dari pemakainya.
Aktualisasi diri melalui kaos kini mulai digandrungi oleh banyak kalangan; tidak hanya sebatas anak muda saja. Aktualisasi diri adalah kebutuhan naluriah pada manusia untuk melakukan yang terbaik dari yang dia bisa. Menurut, Abraham Maslow; seorang tokoh psikologi humanistik berpendapat:
"aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi psikologis yang unik. ..........
Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis."
Masih menurut Maslow, aktualisasi merupakan pencapaian tertinggi dari kebutuhan naluriah manusia. Proses ini merupakan tahap pencapaian ketika manusia mulai menyadari apa yang terdapat dalam dirinya. Sebagai sebuah tahap pencapaian tertinggi dalam perkembangan psikologis manusia, maka aktualisasi menjadi wajib hukumnya bagi setiap manusia, ketika kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya sudah mulai terpenuhi. sebagai sebuah proses pencapaian, maka berdasarkan teori Hirarkinya Maslow; tahap-tahap pencapaian dalam kehidupan manusia terbaginya ke dalam:
1. Kebutuhan fisiologis (physiological), meliputi kebutuhan akan pangan, pakaian, dan tempat tinggal maupun kebutuhan biologis,
2. Kebutuhan keamanan dan keselamatan (safety), meliputi kebutuhan akan keamanan kerja, kemerdekaan dari rasa takut ataupun tekanan, keamanan dari kejadian atau lingkungan yang mengancam,
3. Kebutuhan rasa memiliki, sosial dan kasih sayang (social), meliputi kebutuhan akan persahabatan, berkeluarga, berkelompok, interaksi dan kasih sayang,
4. Kebutuhan akan penghargaan (esteem), meliputi kebutuhan akan harga diri, status, prestise, respek, dan penghargaan dari pihak lain,
5. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization), meliputi kebutuhan akan memenuhi keberadaan diri (self fulfillment) melalui memaksimumkan penggunaaan kemampuan dan potensi diri.
Berdasarkan teori psikologi ini, maka kaos dapat menjadi media dalam rangka pemenuhan aktualisasi diri yang dapat merangkum semua kebutuhan psikologis yang harus dicapai oleh manusia. Aktualisasi dibutuhkan oleh manusia guna mempertegas keberadaan dirinya. Self actualization akan membuat manusia berarti, sehingga keberadaan dirinya dapat diakui oleh lingkungan sekitarnya. Kaos dapat memenuhi hasrat "ingin diakui" manusia tersebut melalui pesan yang tersampaikan melalui, warna kaos, simbol dalam design juga teks yang terdapat dalam kaos.
Selain kesuksesan hidup dalam taraf perekonomian, manusia juga butuh pengakuan dari orang lain dan lingkungannya atas keberadaan dirinya. "Dianggap ada", merupakan faktor penting sebagai tahap pencapaian dalam kematangan psikologis manusia.
Selain diri, kebutuhan akan aktualisasi juga dibutuhkan oleh kelompok atau komunitas. Ramainya kaos-kaos yang bergambar lambang kelompok atau kata-kata yang mencerminkan identitas kelompok/ komunitas menjadi fakta, bahwa kebutuhan akan pengakuan dari orang lain terhadap kelompok/komunitas dari orang yang bersangkutan menjadi kian penting. Sebut saja, komunitas pengguna Vespa; komunitas ini merupakan komunitas yang rajin membuat kaos yang mencerminkan identitas komunitasnya; atau komunitas pencinta klub sepak bola tertentu, juga banyak kita temui pemakainya. Kebanggaan memakai kaos kelompok/komunitas menjadi hal yang penting bagi para anggota dari kelompok/komunitas tersebut. Menjadi beda dan mempertegas identitas diri melalui kaos yang dipakai menjadi kepuasaan psikologis tersendiri bagi para pemakainya. Apalagi ketika mendapatkan apresiasi dari orang lain, tentu kebutuhan akan penghargaan (esteem) akan terpenuhi.
Purwo Sasmito
www.republiksablon.com
Posted by
Unknown